Ada sebuah kisah yang sangat menarik untuk disimak pada siang hari ini, kisahnya adalah ada seorang laki laki yang pekerjaanya setiap hari dikenal sebagi seorang pemabuk dan sukan main dengan pelacur, hingga saat lelaki ini meninggal tidak ada satupunyang mau mengurusnya.
Tapi sebelum menyimak kisahnya silahkan temen temen bantu like share dan subscribe supya kami lebih bersemanga dalam memberikan kish kisah yang menarik lainya.
Kisah ini kami kutip dari website detik dot com
Demikianlah ceritanya
Salah satu Sultan Turki yang dikenal sebagai Murad IV diakui sebagai pemimpin yang bijaksana namun memiliki gaya kepemimpinan yang unik. Murad Ahmad atau Murad IV adalah Sultan Turki Utsmani memerintah mulai 10 September 1623 hingga 9 Februari 1640. Ia adalah anak Sultan Ahmad I dan Kosem yang berdarah Yunani.
Suatu malam Sultan Murad IV merasa risau tanpa tahu penyebabnya, sampai akhirnya ia mengajak kepala pengawalnya untuk berjalan-jalan ke luar istana dengan menyamar layaknya rakyat biasa. Sampai akhirnya mereka menemukan seorang pria tergeletak di lorong sempit.
Sang Sultan menggerak-gerakkan lelaki itu. Namun orang yang tergeletak itu tak merespons dan diketahui bahwa ternyata ia telah meninggal. Sultan Murad IV sempat bingung, sebab orang-orang sekitar tak ada yang peduli sama sekali. Mereka tak ada yang mau menolong.
"Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satu pun orang di antara kalian yang mau mengangkat jenazahnya. "Siapa dia? Di mana keluarganya?" tanya Sultan Murad IV.
"Orang ini suka menenggak minuman keras dan berzina!" jawab salah seorang warga kepada Sultan Murad.
"Tapi, bukankah dia termasuk umat Nabi
Muhammad?" kata Sultan Murad IV.
Orang-orang yang diajak bicara Sultan Murad IV terdiam. Pada akhirnya mereka
tergerak untuk mengangkat jenazah lelaki tersebut untuk dibawa ke rumahnya.
Ketika jenazah tiba di rumah keluarganya, orang-orang itu langsung pergi. Hanya
tinggallah Sultan Murad IV dan kepala pengawalnya yang bertemu dengan istri
pria tersebut.
Sang istri tak kuasa menahan tangis saat mendapati suaminya. Dalam tangisnya di samping jenazah suaminya sang istri mengucap doa, "Semoga Allah SWT merahmatimu wahai Wali Allah. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang soleh."
Sultan Murad IV kaget saat mendengar doa perempuan tersebut yang menyebut bahwa pria yang meninggal itu adalah wali Allah. Sebab hal itu berbeda dan berlawanan dengan yang disebutkan oleh orang banyak
"Bagaimana mungkin dia termasuk wali Allah, sementara orang-orang membicarakan tentang dia begini dan begitu, sampai-sampai mereka tidak peduli dengan kematiannya?
Perempuan tersebut menjawab, "Hampir setiap malam suamiku keluar rumah
pergi ke toko minuman keras. Dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh
yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman itu dibawa ke rumah lalu dibuang ke
dalam toilet. Sambil berkata, "Aku telah meringankan dosa kaum
muslimin."
Selain membeli minuman keras untuk dibuang ke toilet, pria tersebut juga sering
mendatangi tempat pelacuran. Dia menemui sejumlah pelacur dan memberi mereka
uang. Kepada para pelacur yang sudah dia beri uang, pria tersebut berkata,
"Malam ini kalian sudah saya bayar, jadi tutup pintu rumahmu sampai
pagi".
Pria itu kemudian pulang ke rumah. "Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur itu dan pria-pria Islam," kenang perempuan tersebut menirukan ucapan sang suami.
Namun orang sekitar hanya tahu bahwa pria yang
meninggal tersebut selama ini adalah orang yang sering membeli dan
minum-minuman keras serta mendatangi tempat pelacuran. Mereka tidak tahu cerita
yang sebenarnya.
Sang istri sering menyampaikan kekhawatirannya kepada sang suami. "Suatu
saat nanti kalau kamu mati, tidak ada kaum muslimin yang akan mau memandikan,
mensholati dan menguburkan jenazahmu".
Mendengar ucapan suang istri, pria tersebut hanya tertawa. "Jangan takut, nanti kalau aku mati, aku akan disholati oleh Sultanku, kaum muslimin, para ulama dan para Wali," kata pria tersebut kepada istrinya.
Mendengar cerita tersebut, Sultan Murad IV menangis. Dia pun kemudian menyebutkan bahwa ia adalah Sultan yang sedang menyamar dan siap mengurusi jenazah pria tersebut sampai ke pemakaman.
"Benar! Demi Allah, akulah Sultan Murad dan besok pagi kita akan memandikannya, menshalatkannya, dan menguburkannya".
Atas perintah Sultan Murad IV, jenazah ini akhirnya
menjalani proses pemakaman yang dihadiri para ulama, para wali Allah dan
seluruh masyarakat Turki.
Dikutip dari buku Subjects of the Sultan : culture and daily life in the
Ottoman Empire karya Suraiya Faroqhi, Sultan Murad IV naik takhta pada usia 11
tahun. Ia menggantikan kepemimpinan pamannya, Mustafa I.
Di bawah kepemimpinannya, Sultan Murad IV mencoba
memberantas korupsi, melarang alkohol, kopi dan tembakau. Kebijakan ini sangat
tegas, bahkan ia memerintahkan hukuman mati bagi mereka yang melanggar aturan
ini.
Sultan Murad IV juga punya kebiasaan unik yakni berkeliling jalanan Turki saat
malam hari. Ia akan menyamar dan mengenakan pakaian seperti rakyat biasa.
Sultan Murad IV meninggal pada Februari 1640 karena penyakit tulang. Sultan
Murad IV memerintah selama 16 tahun 11 bulan.
Demikianlah teman teman kisah tentang lelaki yang masa hidupnya dikenal sebagai seorang pemabuk tetapi lelaki itu adalah seorang wali Allah. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari cerita tersebut.